Tanamkan Nilai Pancasila Melalui Pameran Karya Siswa

Sahabat pembaca, sudah tahukah anda bahwa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Banguntapan menggelar pameran karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertemakan Bhinneka Tunggal Ika. Kegiatan itu guna tertanamnya nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam diri para siswa.

Kepala Sekolah SMPN 1 Banguntapan, Harjana mengatakan, bahwa pihaknya mendatangkan wali siswa dan Dinas Pendidikan dalam kegiatan tersebut, sebab acara tersebut tidak hanya seremonial saja. Melainkan agar mereka tahu kegiatan anak-anak seperti apa. Bahkan alumni SMPN 1 Banguntapan, juga turut melihat untuk mengapresiasi karya tersebut.

“Dalam waktu 13 minggu tidak merasa dikejar-kejar untuk menghasilkan proyek, tarian, lagu. Namun dalam proses yang lama, harapannya tertanam di jiwa, nilai-nilai persatuan,” terangnya saat diwawancarai di SMPN 1 Banguntapan, belum lama ini.

Lebih lanjut, ia mengatakan, bahwa agenda tersebut tidak hanya pameran saja. Melainkan terdapat penampilan tari tradisional dari berbagai macam daerah. Sehingga, tumbuh kecintaan pada budaya nusantara.

“Kelas VII ada 248 siswa. Dalam P5 ini, tema pertama adalah Bhinneka Tunggal Ika, Indahnya Merajut Kebersamaan dalam Bhinneka Tunggal Ika, anak-anak sudah melakukan berbagai kegiatan, memilih lagu daerah, memilih tarian, mempelajari aneka budaya dan membuat maket rumah adat di Indonesia. Serta membuat majalah dinding sesuai daerah masing-masing,” paparnya.

Gelar karya ini, menurutnya, menunjukkan bahwa sudah melekat pada diri anak-anak P5 tersebut. Yakni mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

“Kami mengedepankan nilai gotong-royong, jadi seperti apa anak-anak ini bekerjasama dalam kelompoknya, kemudian bagaimana anak-anak ini berkreasi dalam berkarya. Itu menjadi orientasi kami, bukan bagusnya kerajinan yang mereka buat, tapi bagaimana mencintai, memahami, menghormati, menghargai keberagaman negara ini, sehingga tercipta persatuan dan kesatuan yang kuat,” jelasnya.

Salah satu wali siswa kelas VII, Fitri Dani Kusharjanti mengatakan, setelah pandemi Covid-19 hal ini merupakan baru, dan pertama kali diadakan. Setelah lama tidak ada karya, adanya sekolah jarak jauh dan sekarang anak dilatih untuk berfikir kreatif, inovatif di kurikulum baru ini.

“Yang seperti ini tahun kemarin belum ada, masih bingung memahami P5. Tapi alhamdulilah sejauh ini mereka masih bisa mengikuti dengan baik. Melihat hasil karya mereka, juga sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Tapi bagus, kami sangat bangga, ternyata bisa juga,” tuturnya.

Menurutnya, dengan adanya kurikulum baru tersebut, lebih meningkatkan pengetahuan Pancasila dan kreativitas anak-anak. Sehingga menanamkan dan merasa lebih memiliki Bhinneka Tunggal Ika.

“Kurikulum baru ini, semoga lebih menanamkan jiwa kenegaraan, anak-anak merasa memiliki Bhinneka Tunggal Ika. Ini loh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak hanya Jawa saja. Jadi se-Indonesia tahu dan tumbuh rasa memiliki, bangga dengan seluruh pulau-pulau yang ada di Indonesia,” tukasnya.

Sementara itu, salah satu pelajar kelas VII SMPN 1 Banguntapan, Adinea Azzahra Aurelia menceritakan, pihaknya senang dapat mempelajari kurikulum baru. Ia mendapatkan pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia.

“Senang jadi lebih banyak pengetahuan tentang lagu kebudayaan Indonesia, tahu tentang Sulawesi, Maluku, Sumatera, Jawa. Aku dapat adat jawa, bikin rumah limasan, rumah joglo, untuk madingnya kebudayaan Jawa, tarinya Tari Montro,” imbuhnya.

Berita ini bersumber dari Joglo Jateng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *